Skripsi
PENERIMAAN DIRI PEREMPUAN PENYANDANG SKOLIOSIS DI KABUPATEN BANYUMAS MELALUI GERAKAN BODY POSITIVITY
Standar kecantikan tubuh menghasilkan rendahnya penerimaan diri dari orang dengan kelainan fisik, hal ini dialami oleh penyandang skoliosis. Kelainan tulang belakang mengubah skolioser dalam melihat tubuhnya secara negatif. Pada penelitian ini citra tubuh negatif membuat skolioser perempuan tidak percaya diri dan kurang membuka diri serta belum menerima kondisinya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peran gerakan body positivity dalam penerimaan diri perempuan penyandang skoliosis dengan menggunakan Teori Diri Carl Rogers dan Teori Interaksi Simbolik George Herbert Mead. Penelitian kualitatif deskriptif ini melibatkan lima informan dengan kategori skoliosis ringan, sedang, dan berat yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penerimaan diri berlangsung melalui empat tahap mind (impulsi, persepsi, manipulasi, konsumsi) yang ditandai dengan perubahan makna tubuh dari stigma negatif menuju penerimaan diri. Pada konsep self, sebagian informan mengalami transisi pada penerimaan diri, dan sebagian lainnya menunjukkan dominasi I dengan keberanian mendefinisikan ulang makna tubuh secara kreatif. Pada konsep society, dukungan komunitas skoliosis, significant other, serta paparan gerakan body positivity berperan sebagai generalized other baru yang menyediakan simbol alternatif terhadap standar kecantikan, sehingga mempercepat proses penerimaan diri. Temuan ini menegaskan bahwa body positivity berfungsi sebagai ruang interaksi simbolik dalam menggeser persepsi negatif menjadi afirmasi positif pada perempuan penyandang skoliosis.
Kata kunci: Body Positivity, Interaksi Simbolik, Penerimaan Diri, Perempuan, Skoliosis.
| IK0153 | IK0153 | UPT. PERPUSTAKAAN PUSAT (Skripsi dan Tesis) | Tersedia - No Loan |
Tidak tersedia versi lain