Skripsi
POLA INTERAKSI DIGLOSIA SUNDA PRIANGAN DAN PENGIYONGAN DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI BAHASA (Studi Kasus: Interaksi Jual Beli di Warung Makan Indomie (Warmindo) Banyumas)
Penelitian ini mengkaji pola interaksi diglosia antara pemilik Warmindo asal Sunda Priangan dan masyarakat lokal Banyumas yang menggunakan Bahasa Jawa Dialek Penginyongan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana Bahasa Sunda Dialek Priangan dapat bertahan dalam lingkungan yang mayoritas menggunakan Bahasa Jawa Dialek Penginyongan, serta bagaimana adaptasi linguistik terjadi dalam konteks jual beli. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Analisis data dilakukan dengan mengacu pada teori Interaksi Simbolik dari George Herbert Mead yang mencakup konsep pikiran, konsep diri, dan konsep masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilik Warmindo lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa perantara untuk memudahkan komunikasi dengan pelanggan. Namun, mereka tetap mempertahankan penggunaan Bahasa Sunda Dialek Priangan dalam interaksi internal dengan sesama penutur Bahasa Sunda. Pelanggan lokal menunjukkan fleksibilitas linguistik dengan sesekali menggunakan kata-kata dalam bahasa Sunda sebagai bentuk adaptasi dan apresiasi terhadap penjual. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, temuan ini menegaskan bahwa adaptasi bahasa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor komunikasi yaitu perbedaan bahasa, tetapi juga oleh faktor sosial seperti relasi interpersonal dan identitas budaya. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa pola interaksi diglosia yang terjadi merupakan strategi komunikasi yang memungkinkan keberlangsungan penggunaan bahasa minoritas dalam lingkungan multibahasa.
Kata kunci: Diglosia, Interaksi Simbolik, Warmindo, Bahasa Sunda, Bahasa Panginyongan
IK0147 | IK0147 SAT p | UPT. PERPUSTAKAAN PUSAT | Tersedia - Visit Repository |
Tidak tersedia versi lain