Skripsi
Makna Fanatisme Dalam Konflik Seporter Sepak Bola ( Analisis Studi Kasus Konflik Suporter Sepak Bola Dalam Konteks Mataram Is Love Dalam Perspektif Teori Konflik)
Perilaku fanatisme merupakan tindakan yang menunjukkan suatu ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan yang dikarenakan berbeda dengan apa yang diyakininya dan kelompoknya. Sehingga hal itu bisa memicu sebuah konflik, contohnya konflik antar suporter sepak bola khususnya Brigata Curva Sud (BCS), Pasoepati dan Brajamusti. Setelah tragedi Kanjuruhan, suporter dari berbagai klub di Jawa, termasuk Persis Solo, PSIM Yogyakarta, dan PSS Sleman, berkumpul untuk doa bersama dan berdiskusi mengenai perdamaian, merintis inisiatif "Mataram Is Love." Gerakan ini bertujuan untuk mengakhiri rivalitas lama dan menggantikannya dengan semangat persatuan, mengusung pesan bahwa tidak ada lagi "Mataram Is Blue" atau "Mataram Is Red" tetapi "Mataram Is Love”. Penelitian bertujuan untuk mengetahui makna fanatisme dalam konflik suporter sepak bola ditinjau dari tindakan tradisional, tindakan afektif, tindakan rasional instrumental, dan tindakan rasionalitas nilai. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Informan penelitian adalah suporter dari Brigata Curva Sud (BCS), Pasoepati, dan Brajamusti. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah suporter dari Brigata Curva Sud (BCS), Pasoepati, dan Brajamusti yang terdaftar menjadi anggota kurang lebih selama 2 tahun dan menghadiri pertandingan didalam maupun diluar kota. Instrumen pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara. Analisis data dilakukan dengan mengolah data hingga menginterpretasikan data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Brigata Curva Sud (BCS), Pasoepati dan Brajamusti melakukan tindakan yang dilakukan secara turun temurun seperti mengadakan forum pertemuan, bermain ke kandang lawan untuk menonton pertandingan sepak bola, menonton bersama jika tidak ada pertandingan di kandang lawan, dan menggunakan atribut seperti baju jersey dan syal; 2) membangun hubungan antar sesama anggota komunitas BCS, Pasoepati, dan Brajamusti terjalin dengan baik. Namun, konflik yang terjadi berkaitan dengan rivalitas antar suporter sepak bola sering terjadi dibuktikan dengan adanya aksi sweeping; 3) mengalami konflik karena faktor-faktor yang melatarbelakangi timbulnya konflik seperti gengsi, penggunaan minuman keras dan obat-obatan terlarang sebelum menonton pertandingan, serta adanya perbedaan pendapat. Oleh karena itu, perlu adanya komunikasi yang intens; dan 4) memiliki nilai-nilai yang diyakini oleh suporter sepak bola seperti still solo dan mandiri menghidupi dari komunitas BCS, melakukan koreografi secara bersama-sama sebagai wujud kreatifitas dari komunitas Pasoepati, dan anthem AYDK dari komunitas Brajamusti.
Kata kunci: Fanatisme, Suporter, Sepak Bola, Teori Konflik, Mataram is Love
IK0094 | IK0094 FIR n | UPT. PERPUSTAKAAN PUSAT | Tersedia - Visit Repository |
Tidak tersedia versi lain