Skripsi
Penerapan Teknik Sinematografi Dan Color Granding Pada Video Dokumenter Kopi Gunung Malang Sebagai Media Informasi
RINGKASAN
Gunung Malang adalah salah satu desa penghasil kopi di kabupaten Purbalingga. Karena terletak di kaki gunung Selamet membuat desa gunung malang cocok untuk menanam kopi berjenis arabika, Kopi di gunung malang sudah ada sejak tahun 2014 akan tetapi banyak orang yang belum mengetahui, karena kurangnya informasi tersebut. Akibatnya petani kopi di gunung malang sangat sulit untuk memasarkan produk kopi gunung malang, usaha yang di lakukan petani kopi gunung malang dari dulu hingga sekarang masih tergolong tradisional dimana petani membentuk kelompok tani dengan salah satu anggota yang memiliki jaringan yang berpotensi menjadi pengepul, sedangkan pengepul tersebut hanya bisa memasarkan di wilayah-wilayah tertentu di Purbalingga yang mengakibatkan kopi arabika gunung malang hanya terkenal di beberapa wilayah di Purbalingga. Oleh karena itu petani kopi gunung malang membutuhkan media baru untuk mengenalkan kopi gunung malang berupa video dokumenter menggunakan teknik sinematografi dan color grading. Metode Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, kajian pustaka, observasi, dan kuisioner Metode pengembangan sistem menggunakan metode yang dikemukakan oleh Suyanto (2005) yaitu Planing and Preparation, Production, dan Post-Production.. Hasil penelitian ini berupa video dokumenter Kopi Gunung Malang menggunakan teknik sinematografi dan color grading. Penilaian video ini membagikan 100 kuesioner kepada 100 responden dengan 5 pernyataan, untuk jumlah penilaian dari presentase menggunakan skala likert dengan hasil rata-rata index 100 responden sebesar 81.3% sehingga termasuk dalam kategori sangat setuju sekali.
Kata kunci: Video, Dokumenter, Sinematografi, Kopi Gunung Malang.
ABSTRACT
Gunung Malang is one of the coffee producing villages in Purbalingga district. Because it is located at the foot of Mount Selamet, making Gunung Malang village suitable for growing Arabica type coffee, coffee in Malang has been around since 2014 but many people do not know, due to the lack of information. As a result, coffee farmers in Gunung Malang are very difficult to market Gunung Malang coffee products, the business carried out by Gunung Malang coffee farmers from the past until now is still classified as traditional where farmers form farmer groups with one member who has a network of potential collectors, while the collectors are can only market in certain areas in Purbalingga which results in Gunung Malang Arabica coffee which is only well known in some areas in Purbalingga. Therefore Gunung Malang coffee farmers need new media to introduce Gunung Malang coffee in the form of documentary videos using cinematographic and color grading techniques. Data collection methods used in this study were interviews, literature review, observations, and questionnaires System development methods using the method proposed by Suyanto (2005), namely Planing and Preparation, Production, and Post-Production. Gunung Malang uses cinematography and color grading techniques. This video assessment distributed 100 questionnaires to 100 respondents with 5 statements, for the total assessment of the percentage using a Likert scale with an average index result of 100 respondents amounting to 81.3% so that it is included in the category of strongly agree.
Keywords: Video, Documentary, Cinematography, Kopi Gunung Malang.
IF2368 | IF 2368 PUR p | UPT. PERPUSTAKAAN PUSAT | Tersedia - No Loan |
Tidak tersedia versi lain